Metodeyang digunakan yaitu metode bermain dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitan ini disusun dengan satuan siklus secara berdaur ulang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakankelas yang berdaur ulang atau siklus yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Secara umum, tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam menyusun karangan ilmiah dibagi menjadi lima tahap, yaitu 1 persiapan, 2 pengumpulan data, 3 pengorganisasian dan pengonsepan, 4 pemeriksaan atau penyuntingan konsep, dan 5 penyajian. Tahap persiapan adalah tahap awal yang perlu dilakukan dalam menulis karangan ilmiah. Tahap ini terdiri dari, memilih topik, menentukan judul, dan membuat kerangka karangan. Topik yang dipilih sebaiknya topik yang menarik dan diketahui oleh penulis. Selain itu, topik yang baik adalah topik yang mempunyai lingkup yang terbatas. Setelah menentukan topik langkah selanjutnya adalah menentukan judul. Penentuan judul dalam karangan ilmiah dapat dilakukan dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, di mana, kapan, bagaimana. Selain itu, dalam membuat sebuah karangan ilmiah judul haruslah berupa frasa bukan kalimat. Langkah terakhir dalam tahap persiapan adalah menentukan kerangka karangan. Kerangka ini nantinya akan membantu dalam proses penulisan karangan. Selain itu, kerangka inilah yang akan menjadi acuan dalam membuat karangan sehingga akan menjadi runtut dan teratur dalam memaparkan atau menganalisis kedua dalam menulis karangan ilmiah adalah pengumpulan data. Data dapat diperoleh dari beberapa sumber yaitu, media dan lapangan. Data yang diperlukan dapat diperoleh dari media, antara lain buku, koran, majalah, internet, ataupun media yang lain. Selain itu, data juga dapat diperoleh langsung di dalam lapangan. Data yang berasal dari lapangan dapat diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara, atau eksperimen. Data yang dikumpulkan haruslah data yang relevan dengan karangan yang akan pengorganisasian atau pengonsepan, data yang telah kita peroleh dibagi berdasarkan jenis, sifat, atau bentuk. Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan penganalisisan data dengan menggunakan teknik yang diperlukan. Misalnya, data yang bersifat kuantitatif dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode statistik. Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian dapat dilakukan pengonsepan karangan ilmiah sesuai dengan kerangka yang telah keempat adalah pemeriksaan atau penyuntingan konsep. Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap konsep yang saling bertentangan maupun yang berulang-ulang. Dalam tahap ini, penjelas yang tidak diperlukan maka akan dibuang, sedangkan penjelas baru yang akan mendukung karangan akan ditambahkan untuk menunjang terakhir dalam menyusun karangan ilmiah adalah penyajian. Dalam penyajian karangan ilmiah haruslah diperhatikan dari segi bahasa dan bentuk penyajian. Kalimat yang digunakan dalam menulis karangan ilmiah harus sesuai dengan standar Bahasa Indonesia yang baku. Sedangkan dalam bentuk penyajian, perlu diperhatikan urutan unsur-unsur karangan dan ketentuan yang E. Dasar-dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Lihat Bahasa Selengkapnya ragamhias Jawa yang selama ini dipergunakan sebagai acuan membuat desain para pengrajin kriya kayu, yang diamati dan dibuat sketsa dasar sebagai rancangan awal dalam membuat re-konstruksi motif. Sumber data lapangan akan dielaborasikan dengan cermatan dari sumber pustaka yang relevan. Data yang terkumpul digolongkan sesuai unsur-
Kerangka Karya IlmiahPada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan tingkat kepentingannya, serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final. Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya. Dalam dunia tulis menulis diperlukan kerangka karangan atau disebut juga outline. Penyusunan kerangka karangan pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya menjadi kesatuan yang berpautan. Penulis karya ilmiah dapat membuat kerangka karangan ringkas, yakni kerangka karangan yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai bagian dari topik yang sudah dibatasi, atau merupakan perluasan atau penjabaran dari kerangka karangan ringkas. Pada umumnya, jenis yang kedualah yang akan memudahkan penyusunan untuk mengembangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan kerangka karangan meliputi penyusunan karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karangan. Untuk membuat judul bab dan judul subbab, penyusun karya ilmiah dapat bertanya kepada judul karya ilmiah. Pertanyaan yang mungkin diajukan ialah “Apa yang akan dilakukan dengan judul itu”, “akan diapakan judul itu” atau “masalah apa saja yang dapat dibicarakan dalam judul tersebut”. Misalnya, judul karya ilmiahnya adalah “Pengembangan Sumber Daya Insani pada Milenium III perspektif sains dan agama”. Hal yang mungkin tersangkut-paut dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah tersebut adalah1. Pengertian tentang sumber daya Seputar Milenium III dan fenomenanya3. Perspektif Perspektif tersebut dapat dijadikan empat judul bab analisis. Atau, jika bagian analisis hanya satu bab, pembahasan masalah-masalah di atas dapat dijadikan judul subbab. Fungsi kerangka karangan1. Memudahkan pengendalian Memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan karangan dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga mungkin penulis menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang dirumuskan dalam topik, judul, masalah, dan Memudahkan penulis menyusun karangan secara Mencegah ketidak lengkapan Mencegah pengulangan pembahasan ide. Bentuk-bentuk kerangka karangan1. Berdasarkan perumusan teksnyaa. Kerangka kalimat, yaitu mempergunakan kalimat deklaratif yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, dan sub Kerangka topik, dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap, sesudah itu semua pokok baik pokok-pokok utama maupun Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka Berdasarkan rinciannyaa. Kerangka karangan sementara, merupakan suatu alat bantu atau sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah sekaligus ia menjadi dasar untuk penelitian kembali guna mengadakan perombakan yang dianggap perlu. Karena kerangka ini bersifat sementara, maka tidak perlu disusun secara Kerangka karangan formal, biasanya timbul dari penimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks. Kriteria kerangka karangan1. Menggunakan bentuk kerangka Menggunakan inden atau lurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka Menggunakan penomoran secara konsisten angka desimal, romawi, kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab.4. Setiap judul bab, subbab, unsur subbab, dan detail unsur diberi nomor secara Penomoran tidak melebihi empat angka dan kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut langkah-langkahnya antara lain1. Menentukan tema dan judulTema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal isi karangan yang akan Mengumpulkan bahanSebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak Menyeleksi bahanSetelah ada bekal dan mulai berjalan, agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuknyaa. Catat hal penting semampunyab. Jadikan membaca sebagai kebutuhan c. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah4. Membuat kerangkaPerlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar di tengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Tahapan dalam menyusun kerangka karangan sebagai berikuta. Mencatat gagasanb. Mengatur urutan gagasanc. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbabd. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap5. Mengembangkan kerangka karanganProses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan. Contoh-contoh kerangka karangan1. Kerangka karya ilmiah makalahJudul “Pengembangan Sumber Daya Insani Menjelang Milenium III perspektif Sains dan Agama”.1. Pendahuluan/ Latar belakang Tujuan Ruang lingkup Rumusan Masalah2. Sedikit tentang Sumber Daya Insani, Sains, dan Sumber Daya Batasan Sumber daya Klasifikasi Sumber Daya Nilai lebih Sumber Daya Perspektif Batasan Kriteria Perspektif Batasan Perbedaan agama dengan kebudayaan3. Pengembangan sumber daya insani Perspektif Sains4. Pengembangan Sumber Daya Insani Perspektif Agama5. Saran-saran jika adaDaftar PustakaLampiran jika adaJika kerangka karangan seperti itu sudah dianggap final, langkah berikutnya adalah penulisan naskah karangan dan koreksi/penyuntingan naskah proses editing, lalu diakhiri dengan pengetikan dan penyajian. 2. Kerangka karya ilmiah Skripsi/TesisJudul “Peran Manajemen Informasi dalam Pengembangan Perusahaan Cor logam di Koperasi Batur Jaya Klaten”.Bab I. Pendahuluan/ Latar Belakang Tujuan Perumusan Ruang Lingkup Kajian Hipotesis jika ada Metode Jenis Populasi dan Data dan Sumber Sumber Data Primer an Teknik Pengumpulan Teknik Analisis Sistematika SkripsiBab II. Kerangka Manajemen dan Manajemen Peran dan PengembanganBab III. Manajemen Informasi dalam Perusahaan Cor Logam di Koperasi Batur Beberapa Jenis Pemerolehan Pengolahan Pendayagunaan InformasiBab IV. Peran Manajemen Informasi dalam Pengembangan Perusahaan Cor Logam di Koperasi Batur Manajemen Informasi dalam Pengembangan Manajemen Informasi dalam Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manajemen Informasi dalam Kemitraan dengan Instansi/Lembaga atau Perusahaan Manajemen Informasi dalam Pengembangan PemasaranBab V. Saran-saran. Pada dasarnya, kedua contoh kerangka karangan karya ilmiah itu hanya merupakan dua kemungkinan kerangka dasar dan pola berpikir yang diterapkan dalam menyusun karangan ilmiah. Tidak tertutup kemungkinan adanya pola berpikir lain yang lebih Farida, Metode Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta Pilar Media, Kunjana, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta Erlangga, Gorys, komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. Jakarta Nusa Indah, Widjono, Bahasa Indonesia. Jakarta PT Grasindo, 2005.
Selainmengikuti struktur penulisan esai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini ada pula beberapa langkah yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menulis esai, yakni. 1. Menentukan Tema. 2. Membuat garis besar dari ide pokok yang dikembangkan dalam paragraf pembahasan. 3.
Daftar Isi1 Membuat Karangan Dalam Bahasa HAKIKAT RANCANGAN Pengertian Kerangka Manfaat Kerangka Bentuk dan Langkah Penyusunan Kerangka Kerangka Ringkasan Membuat Karangan Dalam Bahasa Indonesia Membuat Karangan dalam Bahasa Indonesia yang baik adalah sebagai berikut HAKIKAT RANCANGAN KARANGAN Membuat Karangan dalam Bahasa Indonesia diawali dengan menyusun rancangan karangan. Dalam menyusun sebuah karangan formal atau karya ilmiah, penulis terlebih dahulu dituntut untuk membuat perencanaan yang baik dan matang. Untuk itu, ada beberapa proses yang harus kita lalui sebelum menulis sebuah karya ilmiah. Proses-proses tersebut meliputi pemilihan topik yang menarik, pembatasan topik yang telah dipilih, pemilihan judul yang menarik dan sesuai dengan topik, penentuan tujuan penulisan, pemilihan bahan untuk penulisan, dan pembuatan rancangan atau kerangka karangan outline. Berbagai kegiatan itu tergolong ke dalam tahap prapenulisan. Pada kesempatan ini, kita hanya akan membahas bagian prapenulisan berupa penyusunan kerangka karangan. Dengan bekal pengetahuan ini, Anda akan berkesempatan menjadi penulis yang baik, paling tidak dalam menghasilkan karya-karya tulis yang ditugaskan kepada Anda. Berawal dari keterpaksaan, lama-lama menjadi sebuah kebiasaan. Baca Juga Tata Cara Menulis Makalah Yang Baik Kegiatan menyusun kerangka karangan sangat penting dilakukan sebelum memasuki tahap penulisan. Gagasan-gagasan yang akan dikembangkan menjadi tulisan utuh dapat dikontrol sejak awal. Untuk itu, mari kita ikuti uraian berikut! Pengertian Kerangka Karangan Sebelum memasuki tahap penulisan karangan, terlebih dahulu kita harus membuat kerangka karangan sebagai tahap prapenulisan. Kerangka karangan adalah “suatu cara untuk menyusun suatu rangka yang jelas dan struktur yang teratur dari isi karangan yang akan digarap” Keraf, 1977 155. Jika dianalogikan dengan struktur tubuh manusia, kerangka karangan itu ibarat kerangka tubuh manusia yang terdiri atas bangunan tulang-tulang yang belum berdaging dan mengisyaratkan pola tubuh manusia yang sesungguhnya. Kerangka karangan sering juga diistilahkan dengan “outline’. Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang bagaimana dan ke arah mana si penulis harus menyusun dan mengembangkan tulisannya. Kerangka karangan merupakan pola atau bentuk organisasi sebuah tulisan. Pola-pola organisasi itu direncanakan dalam sebuah kerangka otline yang jelas dan struktur yang teratur. Baca Juga Silabus Bahasa Indonesia SMK Semua Program Keahlian Kerangka karangan merupakan tahapan prapenulisan yang harus kita lalui sebelum melakukan kegiatan penulisan. Melalui kerangka karangan, kita akan memetakan dan mengorganisasikan ide, gagasan, pikiran yang akan dituangkan ke dalam tulisan jadi. Pemetaan gagasan-gagasan melalui kerangka karangan akan menuntun penulis pada pengembangan karangan yang tersusun dengan baik, teratur, logis, dan meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan ide yang tidak mendukung tema tulisan yang hendak dikembangkan. Manfaat Kerangka Karangan Mengapa sebelum melakukan tahap penulisan karangan, para penulis atau calon penulis sangat dianjurkan untuk menyusun kerangka karangan terlebih dahulu? Terdapat sejumlah manfaat yang bisa dipetik jika dalam proses penulisan sebuah karya tulis melalui tahapan ini dulu. Manfaat-manfaat dimaksud adalah sebagai berikut ini. Kerangka karangan sangat membantu penulis untuk memetakan ide- idenya secara karangan dapat menghindari pemunculan sebuah gagasan secara karangan dapat membantu penulis dalam mengontrol kuantitas dan kualitas gagasan-gagasan yang hendak dituangkan ke dalam tulisan secara memadai dan karangan dapat memandu penulis dalam mengontrol arah dan sasaran tulisannya agar tidak keluar dan menyimpang dari topik dan judul yang telah kerangka karangan, penulis memiliki peluang untuk memperluas bagian-bagian pokok karangan yang telah pemetaan ide-ide dalam kerangka karangan, kevariatifan suasana dalam sebuah karangan dapat dibuat oleh penulis secara karangan akan mempermudah dan membantu penulis dalam mencari bahan tulisan dan sumber-sumber rujukan yang diperlukan. Mengingat besarnya manfaat yang bisa dipetik dari tahapan ini dalam proses menulis, sebaiknya Anda tidak melewatkan tahapan ini dalam kegiatan tulis-menulis. Mulailah dari tulisan-tulisan ringan yang berbasiskan kerangka karangan. Bangun dulu kebiasaan, setelah terbiasa Anda akan memperoleh kemampuan yang luar biasa. Cobalah! Bentuk dan Langkah Penyusunan Kerangka Karangan Jika hendak membuat kerangka karangan, bagaimana bentuknya? Melalui pengumpulan brainstorming ide-ide atau gagasan-gagasan akan terkumpul sejumlah ide yang masih berserakan. Ide-ide belum tersusun dengan rapi dan logis. Ide-ide itu dapat berupa ide umum yang terlahir dalam bentuk kata atau frase, mungkin juga ide yang sudah lengkap dan rinci yang berwujud pernyataan lengkap kalimat. Ide-ide yang berserakan itu akan ditata, dipetakan, diorganisasikan, disusun dalam sebuah kerangka karangan. Kerangka karangan dibuat setelah penulis menetapkan topik tulisan dan merumuskan tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Untuk menghasilkan sebuah kerangka karangan yang baik, cobalah ikuti prosedur berikut. Daftarkan seluruh ide yang terbersit dalam benak Anda dan atau yang sudah tersimpan dalam kartu data, yang berkaitan dengan topik yang hendak Anda kerangka kasar/sementara yang berdasarkan ide-ide ide-ide yang terkumpul itu ke dalam rumpun-rumpun topik topik-topik ide itu ke dalam sub-subtopik yang lebih subtopik sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang lebih ulang kerangka kasar/sementara tadi untuk dicermati kuantitas, kualitas, dan kelengkapan idenya. Sekedar contoh, mari kita lihat sebuah kerangka kegiatan yang dibuat oleh sebuah organisasi mahasiswa dalam merencanakan sebuah kegiatan. Mula-mula ditampilkan kerangka kasarnya, selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam kerangka jadi. Kerangka Kasar Topik Kegiatan Bakti Sosial bagi Korban Gempa Hima Satrasia FPBS- UPI Rencana Kegiatan Kegiatan Pengumpulan Pelaksanaan Bakti Sosial. Setelah kita peroleh sebuah kerangka kasar, tahapan selanjutnya adalah menyusun rincian untuk setiap bagian. Jika contoh di atas kita kembangkan, maka hasilnya akan diperoleh seperti contoh di bawah ini. Contoh Kerangka Karangan Hasil Revisi Topik Kegiatan Bakti Sosial bagi Korban Tsunami di Pangandaran Hima Sastrasia, FPBS UPI. Perencana Bakti Sosial bagi Korban Tsunami di PangandaranPembentukan Panitia P2MPenyusunan rencana pengumpulan danaPenyusunan proposal kegiatanPenyusunan pemetaan wilayah penyebaran proposalKegiatan Pengumpulan DanaPengajuan proposal kepada pihak-pihak terkaitPengajuan proposal kepada alumniPengajuan proposal ke Lembaga/Instansi PendidikanPengajuan proposal ke perusahaan-perusahaanKegiatan Pengadaan Bazar “WMBS Expo”Bursa buku murah dari penerbitPemberdayaan kantin-kantin dan pedagang kaki lima di seputar kampusPemberdayaan potensi-potensi usaha mahasiswaKegiatan Pengumpulan Barang-barang Layak Pakai untuk Disumbangkan dari Civitas Akademik dan Masyarakat Sekitar KampusPengumpulan buku-buku, majalah-majalah, dan bahan bacaan lainPengumpulan baju-baju seragam bekas SD, SMP, SMAPengumpulan peralatan sekolah bekas layak pakaiPengumpulan baju-baju umum layak pakaiKegiatan Persiapan Pemberangkatan Bakti SosialPengadministrasian DanaPenghitungan total dana terkumpul yang berupa uangPengadministrasian, penghitungan, dan pengelompokan barang- barang layak pakaiPenyusunan jadwal Bakti SosialKegiatan Persiapan Alat TransportasiJenis dan jumlah alat transportasi yang akan digunakanPerusahaan/lembaga alat transportasi yang akan dipakaiPenentuan tempat dan waktu keberangkatanPenentuan lokasi yang dituju beserta penyebarannyaPembelian dan pengadaan sembakoPenentuan jenis dan jumlah barang yang akan dibeliPenentuan jadwal pendistribusian sumbangan dan lokasinyaPelaksanaan Bakti SosialKegiatan Pembagian SumbanganPembagian barang-barang layak pakaiPembagian alat-alat tulis, buku-buku, bacaan, dan peralatan sekolah lainnya bagi anak-anak korban TsunamiPembagian Sembako bagi korban TsunamiPembagian baju bekas dan barang-barang layak pakai lainnya bagi korbanKegiatan Pemberian Motivasi bagi Korban TsunamiKegiatan Perbaikan Beberapa Sarana dan Prasarana Penting dan MendesakKegiatan Proses Belajar Mengajar bagi Siswa Korban Tsunami di Tempat Penampungan Demikian, contoh kerangka kegiatan yang dapat dijabarkan ke dalam sebuah tulisan utuh dan atau dapat pula dijabarkan ke dalam bentuk kegiatan- kegiatan nyata dalam tindakan dan perbuatan. Anda bisa membandingkan kerangka kasar pada tahap pertama dan kerangka jadi hasil penyempurnaan dan revisi. Ringkasan Membuat Karangan Dalam Bahasa Indonesia Menulis sebagai suatu proses melibatkan beberapa tahapan kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pasca penulisan. Tahapan para penulisan merupakan tahap persiapan. Kerangka karangan merupakan tahapan prapenulisan yang harus dilalui oleh kita sebelum melakukan kegiatan penulisan. Melalui kerangka karangan, kita mampu mengorganisasikan ide-ide. Sehingga pemetaan gagasan dalam karangan yang kita hasilkan tersusun secara teratur, logis, dan meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang akan muncul dalam penuangan ide. Melalui kerangka karangan, kita berusaha memecahkan topik menjadi subtopik atau mungkin juga dari subtopik yang telah dibuat menjadi sub-subtopik. Penyusunan kerangka karangan sebaiknya dilakukan dengan menyusun kerangka kasar kerangka sementara terlebih dahulu. Setelah kita peroleh sebuah kerangka kasar, maka tahapan selanjutnya adalah menyusun rincian untuk setiap bagian. Referensi Yeti Mulyati,dkk. 2016. Bahasa Indonesia. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal
1kencana karangan yang digunakan sebagai pedoman menggambarkan karangan disebut membuat riwayat hidupnya sendiri disebut 3,menyampaikan puisi tanpa menggunakan teks dgn gerakan" ekspresif disebut.. 4. telah lahir putri kami anissa ramadhani pada tanggal 5 oktober 2014. contoh berita. Question from @shakirajawn - Sekolah Dasar - B. indonesia Hallo sobat Kesempatan kali ini akan membahas artikel materi tentang Langkah Menyusun Karangan – lengkap dengan pengertian, Unsur, langkah, metode, fingsi dan contohnya, supaya mudah dipahami. Langkah Menyusun Karangan – Langkah Menyusun Karangan sangat penting ditulis sesuai aturan surat dan dapat memberikan ide kepada pembaca, dan dapat juga mengetahui jenis tulisan dan pola pengembangan yang akan digunakan dalam membuat pekerjaan. Langsung saja perhatikan artikel kami dibawah ini…? Menyusun Karangan Adalah Menyusun Karangan Adalah sebuah rencana dalam penulisan yang memberikan ikhtisar yang akan ditulis dan berisi gagasan dengan sistematis, logis dan jelas. Karangan penulisan juga memiliki garis besar yang berisi tulisan dalam program yang dapat melatih siswa untuk menulis dan mengekspresikan ide atau gagasan mereka. Program ini juga mengharuskan siswa untuk memiliki keterampilan dalam menulis yang baik sehingga suatu hari akan berguna bagi kehidupan mereka. Karangan juga dapat melakukan sebuah rencana dalam berbagi ide, yang disebut sebagai garis besar dalam struktur yang jelas dan lengkap disebut garis besar akhir. Berdasarkan beberapa pendapat maka dalam hal ini juga dapat disimpulkan bahwa menulis dengan baik seolah-olah dapat membaca dapat melihat dan merasakannya. Baca Juga Contoh Isi Sambutan Fungsi Kerangka Karangan Berikut ini adalah beberapa fungsi yang terdapat dalam Kerangka Karangan yang terdiri dari. Dapat megontrol variabel yang topik dan dapat kemungkinan dalam memperluas diskusi dan dapat menciptakan suasana yang mencegah apa yang akan dirumuskan dalam topik dan kalimat penulis dengan cara seksamaMencegah diskusi yang tidak lengkapMencegah pengulangan ide Kriteria Karangan dari apa yang sudah kami sampaikan di atas maka kami juga akan memberikan beberapa Kriteria Karangan yabg terdapat dalam membuat kerangka diantaranya adalah. Menggunakan bentuk kerangka kerja yang titik secara konsisten dan menggabungkan bentuk-bentuk bingkai ide secara judul diberi nomor secara elemen sub-bab diberi nomor secara elemen diberi nomor .Penomoran tidak melebihi empat digit. Baca Juga Contoh Surat Dinas Osis Tentukan subjek .Kumpulkan ide .Atur garis bingkai untuk supaya menjadi nama atau judul. Syarat Membuat Karangan pembahasan singkat diatas maka kami juga akan memberikan beberapa Persyaratan dalam Membuat Karangan yang baik diantaranya adalah sebagai berikut. Pengungkapan tujuannya harus ide memiliki garis besar yang berisi satu utama pada garis besar harus diatur secara menggunakan pasangan simbol yang konsisten. Baca Juga Pengertian Dongeng Fabel Pola Penyusunan Karangan Untuk lebih memudahkan lagi maka disini kami juga akan memberikan pengaturan dalam membuat Pola Penyusunan Karangan yang terdiri dari 1. Pola alami Pola alami adalah salah satu urutan dalam kerangka yang ditulis sesuai dengan kondisi yang nyata dan yang dialami, dan didasari dalam dimensi kehidupan manusia. Contohnya Asal kehidupan sebagai ruang spasial. 2. Pola Penting Pola Penting adalah sebuah susunan topik yang akan dijelaskan dan memiliki hubungan yang sangat dekat dalam ruang atau lokasi dan biasanya digunakan dalam tulisan deskriptif. Contohnya Di wilayah KalimantanDi wilayah SulawesiDi wilayah SumateraTopik yang ada 3. Pola Transisi Pola Transisi adalah salah satu pola yang memiliki urutan berdasarkan tema yang ada dan memiliki bagian-bagian yang tertentu dari suatu acara diketahui. Sehingga dalam hal ini dapat menggambarkan sepenuhnya poin yang harus dijelaskan satu per satu tanpa mengetahui bagian yang lebih menanggapi bagian-bagian tersebut. Baca Juga Imbuhan Men 4. Pola logis Pola logis adalah sebuah susunan yang memiliki kemampuan di mana manusia mampu menghadapi segala sesuatu yabg ada di sekitar mereka dengan kemampuan kecerdasan mereka. Jenis urutan pola logis adalah Urutan klimaks dan sebagai tanggapan dari penulis dalam posisi tertentu yang tertinggi dan menonjol. Contohnya Keresahan KKN tersebar untuk reformasi kausal. 5. Pola Berisi Dua Pola Pola Berisi Dua Pola adalah sebuah urutan dianggap sebagai penyebab dalam konsekuensi yang mungkin terjadi dengan masalah-masalah yang pada umumnya. Contohnya Harga makanan krisis mata dari krisis mata untuk mengatasi masalah krisis mata pemisahan masalah. Sekian sobat yang dapat sampaikan materi tentang, Langkah Menyusun Karangan, semoga materi yang kami sampaikan ini mudah dipahami dan bermanfaat, sekian dan terima kasih. Baca Artikel Lainnya Contoh Paragraf Tanpa KalimatFungsi Dan Kegunaan SejarahTugas Pimpinan ProduksiNaskah Drama Malin KundangTema NovelPuisi Dan Prosa Angkatan 45 Berikutjawaban yang paling benar dari pertanyaan: Instrumen perencanaan strategis yang klasik, yang sering digunakan sebagai kerangka kerja kekuatan, kelemahan, kesempatan eksternal dan ancaman dalam membuat suatu strategi lembaga disebut? Analisis Strategis; Weaknesses Analisis; Analisis SWOT; Strengths Analisis; 0; Jawaban: C. Analisis SWOT

Penerbit Buku – Karangan merupakan penyampaian gagasan atau ide yang ditulis menjadi sebuah karya yang utuh. Membuat karangan meski terlihat mudah tetapi harus mengetahui cara membuat karangan yang baik. Membuat karangan tidak boleh asal-asalan. Mengapa begitu? Hal tersebut dikarenakan sebuah karangan juga memiliki kaidah bahasa yang harus diperhatikan. Tentunya dengan penerapan kaidah bahasa yang sesuai dapat menjadikan karangan kita lebih bernilai dan menarik. Karangan memiliki fungsi untuk menyampaiakan pikiran dan gagasan terhadap topik yang dipilih. Penciptaan sebuah karangan yang baik diharapkan mampu dipahami oleh pembaca terkait gagasan atau ide ketika disampaikan oleh pencipta. Ada baiknya kita memahami apa saja yang harus dilakukan untuk membuat karangan. Tujuannya agar membuat karangan menjadi mudah dan sesuai dengan kaidah. Baca juga Cara Membuat Jurnal Skripsi Cara Membuat Karangan1. Mencari Ide atau Gagasan2. Menentukan Tema3. Membuat Kerangka Karangan4. Membuat Judul5. Membuat Pola6. Memperhatikan Kualitas Isi7. Pemakaian Bahasa yang Baik dan Benar Sesuai dengan PUEBI Cara Membuat Karangan 1. Mencari Ide atau Gagasan Hal pertama kali yang harus dilakukan adalah mencari ide atau gagasan. Ide merupakan rancangan yang masih berada di pikiran. Ide ini sebagai awal untuk membuat sebuah karangan. Tanpa ide karangan tidak bisa dibuat. Ide atau gagasan nantinya menjadi pengarah karangan yang Anda buat seperti apa. Mencari ide juga harus semenarik mungkin, biar hasil karangan lebih memuaskan dan disukai banyak pembaca. Terkadang ide dapat muncul secara tiba-tiba. Sebaiknya setiap ide yang muncul langsung dicatat supaya tidak lupa. Sifat dari ide atau gagasan adalah abstrak. Artinya pemunculan ide tidak terbatas dan tidak mengenal waktu. Mencari ide tidak harus menyesuaikan kesukaan pembaca. Hal tersebut karena setiap pembaca memiliki selera yang berbeda-beda. Maka dari itu buatlah ide semenarik mungkin! 2. Menentukan Tema Cara membuat karangan selanjutnya adalah menentukan tema. Menentukan tema dilakukan ketika kita telah mendapatkan sebuah ide atau gagasan. Cara menuliskan tema pada karangan tidak ditulis secara terang-terangan. Umumnya, pembaca juga akan menyimpulkan tema yang dibuat oleh penulis. Jadi, membuat tema perlu dilakukan secara tersirat bukan tersurat. Membuat tema yang menarik, tentunya membutuhkan tema unik dan out of the box. Lebih mudahnya buat kalimat yang mengandung unsur tema. Kalimat tersebut nantinya dapat dikembangkan menjadi karangan yang menarik. 3. Membuat Kerangka Karangan Berikutnya adalah membuat kerangka karangan. Kerangka diperlukan supaya membuat karangan jadi lebih mudah dan terstruktur. Membuat kerangka caranya dengan menuliskan garis besar atau poin-poin penting saja. Poin-poin itu nantinya sebagai pedoman untuk melebar-luaskan masalah. Jadi, membuat kerangka harus dipikirkan secara matang. 4. Membuat Judul Selanjutnya Anda dapat menentukan judul yang cocok dan menarik. Judul harus dibuat secara informatif. Artinya judul harus mampu menggambarkan keseluruhan isi dari karangan. Menentukan judul juga harus memperhatikan bagaimana judul yang akan dibuat menjadikan pembaca penasaran untuk membaca isi. Membuat judul harus singkat, jelas, dan padat. Jadi sangat dihindari pembuatan judul yang terlalu panjang dan bertele-tele. Selain itu meski terlihat sederhana, membuat judul harus sesuai dengan kaidah kebahasaan. Buatlah judul menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah atau KBBI. 5. Membuat Pola Cara membuat karangan yang mudah dan hasil memuaskan berikut ini terbagi dalam tiga tahap. Tiga tahap tersebut yaitu eksposisi, komplikasi, dan resolusi. Membuat pola ini cukup penting, karena bagian ini dapat memperjelas antara karakter, setting, maiupun konflik. Eksposisi Eksposisi dapat dikatakan sebagai pengantar. Mengapa pengantar? Pada bagian eksposisi inilah segalanya bermula. Anda harus berhasil mencantumkan dan memaparkan berbagai komponen. Komponen tersebut diantaranya, tokoh utama dan pendukung, penokohan watak, permasalahan konflik, dan tersebut penting untuk digagas pada eksposisi. Selain komponen di atas, terdapat juga prolog. Prolog disini merupakan latar belakang dari cerita. Komplikasi Nah untuk bagian komplikasi, disebut juga sebagai tahap tengah. Penulis harus menunjukkan solusi dari permasalahan. Permasalahan yang dicari solusi atau jalan keluar telah dipaparkan sebelumnya pada bagian eksposisi. Konflik dalam karangan perlu untuk diperhatikan baik-baik. Biasanya konflik yang menari akan disukai banyak pembaca. Konflik dapat memunculkan tempo cerita yang semakin klimaks. Selain itu, pada bagian tengah terdapat perubahan arah cerita. Perubahan tersebut dikarenakan adanya informasi dan kemunculan tokoh baru. Terakhir, pada bagian komplikasi, terjadinya titik lemah atau terendah yang dialami oleh tokoh utama. Peristiwa ini menandakan bahwa cerita dalam karangan masuk ke turning point kedua. Artikel lainnya Contoh Penulisan Daftar Pustaka Resolusi Cara membuat karangan penting untuk menyusun pola. Pola yang ketiga adalah resolusi. Resolusi merupakan bagian yang terjadinya titik ketegangan tertinggi. Biasanya orang menyebut dengan klimaks. Peningkatan nuansa tegang dengan membatasi ruang dan waktu. Ruang dan waktu yang dimaksudkan adalah tokoh dalam menyikapi konflik yang ada. Nah dari klimaks inilah nantinya akan terlewati hingga penyelesaian masalah. Kebanyakan penulis membuat karangan yang berakhiran dengan kemenangan tokoh protagonist. 6. Memperhatikan Kualitas Isi Ketika kita membuat karangan, segi kualitas dari isi perlu untuk dipertimbangkan. Pembaca akan merasa tertarik ketika kualitas isi dalam karangan berkualitas dan layak untuk dibaca. Kualitas isi mengacu pada bagaimana penulis membuat permasalahan menjadi menarik. Dilihat pula dari segi bahasa, penulis harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penulis tidak boleh sembarangan membuat karangan tanpa memperhatikan kualitas isi. Hal tersebut sebagai bentuk kreatifitas yang dimiliki oleh penulis. Semakin tinggi kreatifitas penulis, maka semakin baik kualitas karangan. 7. Pemakaian Bahasa yang Baik dan Benar Sesuai dengan PUEBI Poin ketujuh adalah pemakaian bahasa. Cara membuat karangan berikut ini penting untuk dinilai. Menilai apakah penggunaan bahasa sudah sesuai dan layak untuk dibaca banyak orang. Walaupun karangan tidak bersifat baku dari segi bahasa. Namun, ada baiknya jika bahasa yang digunakan juga memperhatikan dengan kaidah bahasa seperti PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Menulis kata, kalimat, dan paragraf juga harus nyambung. Jika tidak, pembaca akan merasa bingung dengan bahasa yang amburadul. Dampaknya apa? Tentu kualitas dari karangan yang telah dibuat kurang baik. Pembaca juga akan merasa malas untuk membacanya. Dengan demikian jangan lupa untuk menggunakan bahasa sesuai dengan aturannya agar karangan berkualitas baik! Itu dia ketujuh poin cara membuat karangan yang mudah untuk diterapkan. Karangan yang baik tentu tidak diragukan lagi dengan kualitasnya. Membuat karangan memang mudah, tetapi jauh lebih mudah lagi jika mengetahui cara membuat karangan yang baik dan benar. Semoga bermanfaat ya! Lihat juga Cara Membuat Buku Ber ISBN

A membuat karangan tentang peninggalan sejarah yang telah diamati C. dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program 293.Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan penilaian yang disebut dengan istilah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang

Pengertian P erancangan K arangan Senyatanya apa sih mengarang itu ? Kegiatan merencana yaitu kegiatan sedikit berangsur-angsur. Puas umumnya, para tukang membagi kegiatan berkisah itu menjadi tiga tahap, yakni 1 tahap kegiatan prapenulisan prewriting, 2 tahap kegiatan penulisan writing, dan 3 tahap kegiatan pascapenulisan post-writing. Dengan perkenalan awal lain,kegiatang mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses nan perlahan-lahan dan berurutan. Penentuan Falak opik K arangan Sebelum mendongeng kita terlazim dan wajib menentukan topik karangan. Topic karangan farik dengan tema karangan. Tema catatan adalah gagasan dasar yang mendasari sebuaah karangan. Dalam proses penulisan coretan, tema yaitu gagasan bawah yang menjadi tumpuan topic tulisan. Tema ialah gagasan kiat yang menjiwai seluruh isi karangan. Topic dapat dijabarkan menjadi rincian materi topic, ada topic nan sekufu dengan temanya, misalnya topic “salah asuhan” dan tema “salah asuhan” dalam karya sastra salah asuhan katangan Abdul Muis. Paradigma itu tidak namun menunjukan paritas antara topic dan tema, tetapi juga kesamaan antara topic, tema, dan juga karangan. Karya sastra Sitti Nurbaya bisa digunakan untuk melihat perbedaan antara topic dan tema. Topic intern karya sastra itu ialah “Sitti Nurbaya” maupun lengkapnya adalah “sukma Sitti Nurbaya dalam adapt afiliasi paksa”, sedangkan tema karya sastra itu ada;ah “kontak pejaka”. Internal hal ini topic “Sitti Nurbaya” sama dengan judul karangan secara redaksional. Topic goresan pun tidak selaras dengan kop coretan. Sekiranya topic karangan yaitu situasi buku yang diungkapkan n domestik catatan, kepala karangan karangan yakni nama sebuah karangan. Kepala karangan-judul yang berbeda itu disebabkan makanya kaidah pandang pengarang terhadap topic gubahan dan pertimbangan kemenarikan tulisan yang cak semau sreg pengarang. Peristiwa yang H diseminasi D iperhatikan dalam M e cakrawala entukan Ufuk opik K arangan Pasca- mengetahui apa sih topik karangan, kita juga harus memahami keadaan hal barang apa saja yang harus diperhatikan dalam menentukan topik karnagan, antara lain sebagai berikut 1. Kemanfaatan Kemanfaatan berhubungan dengan kebutuhan pembaca. Suatu topic dirasakan bermanfaat jika topic memenuhi kebutuhan pembaca. Banyak contoh topic yang dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan pembaca. Dalam kondisi mahalnya harga obat-obatan produksi pabrik yang menyebabkan banyak orang tidak mampu membeli perunding, topic yang dibutuhkan oleh banyak bani adam yaitu “pengobatan alternative”. 2. Kemenarikan Kemanfaatan suatu topik ialah keseleo suatu daya tarik suatu topik karena khalayak akan terdorong terhadap suatu goresan karena ada manfaat yang diperolehnya. Disamping itu, suatu topic akan menarik pikiran khalayak seandainya topik itu bertabiat actual. Dengan sifatnya itu, topikyang dipilih yaitu topik yang sesuai dengan kondisi mutakhir, justru topik yang terkini, sesuai dengan jalan situasi dan zaman. Kemenarikan topik mesti diusahakan internal resep membuat judul catatan. Judul gubahan adalah tanda garitan. Ada baiknya sira tahu tentang cara merumuskan judul karangan. Sebaigaimana dikemukakan oleh keraf 1984, Judul karangan yang baik hendaknya memenuhi persyaratan berikut a. Judul karangan harus bertalian dengan dan mencermikan isi tulisan. b. Judul goresan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat seksi keinginan pembaca untuk memahami isi coretan. Titel karangan diusahakan merangsang pembaca bakal mengerti isi goresan. c. Judul goresan disajikan secara singkat internal bentuk frasa. Bisa diveti penjalasan bahwa kepala karangan sebuah karangan dirumuskan dengan prinsip “sesingkat mana tahu sepanjang perlu”. 3. Fisibilitas Fisibilitas adalah kelayakan yang dapat diselesaikan. Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan penulis. K riteria-barometer berikut boleh dia terapkan Pertama , topik nan kamu pilih ialah yang mendalam ia kenal dan engkau ketahui. Kegiatan menulis adalah kegiatan menuangakan gagasan. Hal itu berarti bahwa kegiatan batik adalah kegiatan mengekspos apa yang diketahui oleh pengarang. Dengan demikian, topik nan dipilih adalah topik yang bermoral-moralistis diketahui oleh pengarang. Kedua , topik nan fisibel ialah topik yang cakupannya layak intern konotasi tidak terlalu luas. Cakupan yang jelas dan minus itu lain hanya melincirkan pengarang untuk mengawasi ganbaran isi yang akan dituliskan, tetapi kembali memberikan paparan kebutuhan masa dan energi yang diperlukan cak bagi menyelesaikan goresan. Penentuan T ujuan P enulisan Dengan dan melangkaui karangannya, tentunya ada harapan yang ingin dicapai oleh seorang pengarang. Tujuan itu beraneka rupa, seperti menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang peristiwa yang diberikan, menjadi pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, dan menciptakan menjadikan pembaca terpersuasi maka itu isi karangan, alias membuat pembaca senang dengan menghayati biji-skor nan dikemukakan n domestik karangan, seperti mana skor-niliai keabsahan, milai keyakinan, biji pendidikan, biji sosial, nilai moral, skor kemanusian, ponten etika, dan biji estetika. Tujuan nan kian rinci berikut dapat dijabarkan bermula tujuan tersebut. 1. M enjadikan pembaca luang mengenai keberagaman-jenis kesulitan pelajar SLTP dalam menyusun kalimat heterogen. 2. M enjadikan pembaca tahu tentang penyebab kesulitan sparing siswa SLTP dalam menyusun kalimat majemuk. 3. M enjadikan pembaca sempat adapun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesuliatan belajar siswa SLTP n domestik menyusun kalimat majemuk. Penyusunan Rancangan Tulisan Penyusunan tulang beragangan goresan yaitu langkah prapenulisan setelah penentuan topik. Kerangka gubahan out lone adalah bagan tulis yang menggambarkan bagian-babak atau butir-butir isi karangan intern tataan nan bersistem. Dalam tulangtulangan karangan itu akan tampak butir-butir isi karangan nan menggambarkan 1 sub-subtopik, karangan baik dari segi besaran dan jenisnya, 2 urutan sub-subtopik isi goresan, dan 3 afiliasi antarasubtopik dalam karangan perkariban membumi atau kronologis, dan koalisi sejajar atau koneksi bertingkat. Karangan yang baik akan kondusif ia dalam hal-situasi berikut 1. K erangka karangan memungkinkan kamu dapat berkisah secara terarah karena isi kerangka sebenarnya menggambarkan arah sebuah karangan. 2. K erangka karangan berfaedah kerjakan menghindari kerja ulang. 3. K erangka garitan memungkinkan ia dapat mengegolkan dan menempatkan materi karangan yang anda temukan privat bab atau subab tertentu, bahkan dalam ki atau subab yang baru. 4. K erangka karangan memungkinkan anda dapat bekerja lebih fleksibel mulai sejak segi penyelesaian episode gubahan. Teks Suparno.1999. Bahasa Indonesia Bahasa dan Karangan SMP Horizon 6 Cirebon. Wahab, Abdul. 1989. “Penulisan Alinea ” dalam Buku Karier Penyusunan Karya Ilmiah . Malang. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1991. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan . Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . Metta Mustika. 2006. Kerangka Mustika.

. 15 386 401 157 358 322 77 206

rancangan yang digunakan sebagai acuan membuat karangan disebut